tugas makalah bahan bangunan beton
A.
AGREGAT
1.
Pengertian Dan Fungsi Agregat
Agregat adalah bahan pengisi utama (agregat halus dan kasar) dalam campuran
beton atau adukan. Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam atau pasir
buatan, sedangkan agregat kasar untuk beton yaitu kerikil.
Agregat
berfungsi sebagai bahan pengisi dan berdasarkan ukurannya terdiri dari agregat
halus dan agregat kasar.
Agregat
halus adalah agregat yang semua butirannya menembus atau lolos ayakan Ø 4,8 mm.
sedangkan agregat kasar adalah agregat dengan butiran-butiran yang tertinggal
diatas ayakan Ø 4,8 mm, tetapi lolos ayakan Ø 40 mm.
2.
Penggolongan Agregat
Ditinjau dari asalnya, agregat beton berasal dari batuan alam yang terdiri
dari 2 (dua) macam, diantaranya:
a. Kerikil dan
Pasir Alam
Jenis ini
merupakan hasil penghancuran oleh alam dari batuan induknya, dan terdapat dekat
atau sering kali jauh dari asalnya karena terbawa oleh arus air atau angin dan mengendap
disuatu tempat.
Pada umumnya
agregat jenis ini bentuknya berubah-ubah dan tidak homogen. Jika menggunakan
agregat ini untuk campuran beton, maka perlu penanganan khusus, misalnya
pencucian jika agregatnya kotor dan pengayakan (penyaringan) jika gradasi tidak
seragam.
b. Agregat Batu
Pecah
Jika
terdapat kesulitan untuk mendapatkan kerikil dan pasir langsung dari alam,
dapat diatasi dengan membuat agregat dari batuan alam yang dipecah. Kekerasan
batu pecah ini pada umumnya lebih baik daripada agregat pasir atau kerikil
alam. Pada proses pemecahan sudah merupakan seleksi terhadap bagian yang lunak
dan keras. Bentuk agregat batu pecah pada umumnya tidak bulat, bahkan sering
kali pipih.
3.
Sifat-Sifat Fisik Agregat
3.1
Ditinjau Dari Bentuknya
Ditinjau dari bentuknya, agregat dapat dibedakan atas agregat yang
berbentuk: bulat, tidak beraturan, bersudut, pipih, dan memanjang, panjang dan
pipih.
a. Bulat
Umumnya
agregat ini berbentuk bulat atau bulat telur. Permukaanya agak licin, pengaruh
gesekan selama transportasi terbawa arus air. Pasir atau kerikil jenis ini
biasanya berasal dari sungai atau pantai.
b. Tidak
Beraturan
Bentuk
alamnya tidak beraturan, atau sebagian terjadi karena pergeseran dan mempunyai
sisi tepi bulat. Pasir atau kerikil jenis ini biasanya berasal dari sungai,
darat, atau dari lahar gunung.
c. Bersudut
Bentuk ini
tidak beraturan, mempunyai sudut-sudut yang tajam dan permukaannya kasar. Yang
termasuk jenis ini adalah semua jenis hasil pemecahan dengan mesin dari
berbagai jenis batuan.
d. Pipih
Disebut
pipih bila tebalnya jauh lebih kecil dari kedua dimensi lainnya. Biasa disebut
pipih bila tebalnya kurang dari sepertiga lebar. Agregat jenis ini berasal dari
batu-batuan yang berlapis.
e. Memanjang
Butir
agregat dikatakan memanjang jika panjangnya jauh melebihi kedua dimensi lainnya
atau panjang lebih dari tiga kali lebarnya.
f. Panjang dan
Pipih
Material
yang panjangnya jauh melabihi lebarnya dan lebarnya jauh melebihi tebalnya.
3.2
Ditinjau Dari Tekstur
Permukaan
Jika ditinjau dari tekstur permukaannya, agregat dapat dibedakan menjadi 6
(enam), antara lain:
a. Agregat
dengan permukaan seperti gelas, mengkilat.
Contoh:
flint hitam, obsidian.
b. Agregat
dengan permukaan licin
Biasanya
agregat ini ditemukan pada batuan yang butiran-butirannya sangat kecil atau
halus.
Contoh:
kerikil sungai, chart, batu lapis, marmer dan rhyolite.
c. Agregat
dengan permukaan berbutir
Pecahan dari
batuan ini menunjukkan adanya butir-butir bulat yang seragam atau merata.
Contoh:
batuan pasir, colite.
d. Agregat
dengan permukaan kasar
Umumnya
berupa pecahan batuan, permukaan tampak kasar, berbutir halus sampai medium
kristal tidak tampak jelas.
Contoh:
basalt, felsites, porphyry, batu kapur.
e. Agregat
dengan permukaan berkristal
Mempunyai
susunan kristal yang tampak jelas.
Contoh:
granite, gabbro gneiss.
f. Agregat
dengan permukaan berpori dan berongga seperti sarang lebah
Batuan ini
mempunyai pori dan rongga-rongga yang mudah terlihat.
Contoh: batu
bata, batu apung, batu klinker, batu lahar gunung merapi.
3.3 Kekuatan Agregat
Pada umumnya kekuatan dan elastisitas agregat tergantung dari jenis batuan,
tekstur dan struktur butirannya, karena agregat merupakan bagian terbesar dari
beton sehingga kekuatan agregat akan mempengaruhi kekuatan beton.
3.4 Berat Jenis Agregat
Berat jenis agregat tidak sama satu dengan yang lainnya, tergantung dari
jenis batuan, struktur butirannya, porositas dan sebagainya.
3.5 Ditinjau Dari Susunan Butiran Agregat
Pengukuran besar butiran agregat didasarkan atas pemeriksaan yang dilakukan
dengan menggunakan alat yang berupa ayakan dengan besar lubang yang telah
ditetapkan. Agregat terdiri dari butiran-butiran dengan ukuran butirnya dari
besar sampai kecil. Susunan butir yang bervariasi ini sangat diperlukan dalam
campuran beton. Sesuai dengan SK-SNI, pembagian butiran ini dikelompokkan dalam
bentuk zone.
Untuk pasir
dibagi menjadi 4 (empat) kelompok gradasi (zone) yaitu, zone 1 (pasir kasar),
zone 2 (pasir agak kasar), zone 3 (pasir agak halus), dan zone 4 (pasir halus).
Sedangkan
untuk agregat kasar dengan ukuran maksimum yaitu, 38/40 mm, 19/20 mm, dan
9,6/10 mm.
Gradasi agregat dikelompokkan dalam
3 (tiga) kategori yaitu, bergradasi baik, bergradasi jelek, dan bergradasi
seragam.
Dibawah ini
adalah tabel dan grafik dari gradasi agregat halus dan agregat kasar.
Tabel 2.2.
Syarat Gradasi Agregat Halus
(Pasir)
Lubang
Ayakan
(mm)
|
Persen
Berat Tembus Komulatif
|
|||
Zone 1
|
Zone 2
|
Zone 3
|
Zone 4
|
|
10
4,80
2,40
1,20
0,60
0,30
0,15
|
100
90 – 100
60 – 95
30 – 70
15 – 34
5 – 20
0 – 10
|
100
90 – 100
75 – 100
55 – 100
35 – 59
8 – 30
0 − 10
|
100
90 – 100
85 – 100
75 – 100
60 – 79
12 – 40
0 − 10
|
100
95 – 100
95 – 100
90 – 100
80 – 100
15 – 50
0 – 15
|
Sumber Buku Teknologi Beton oleh Dr. Wuryati Samekto, M.Pd, dan Candra
Rahmadiyanto, ST
Untuk agregat kasar, syarat-syarat besar butir menurut
British Standard seperti tercantum dalam tabel 2.3.
Tabel 2.3.
Gradasi Kerikil Menurut BS
Lubang
Ayakan
(mm)
|
Persentase
Berat Tembus Komulatif
|
||
Ukuran
Butir Nominal (mm)
|
|||
38,1 –
4,76
|
19,0 –
4,76
|
9,6 – 4,76
|
|
76
38,1
19,0
9,5
4,76
|
100
95 – 100
30 – 70
10 – 35
0 − 5
|
−
95 – 100
95 – 100
25 – 55
0 − 10
|
−
−
100
50 – 85
0
– 10
|
Sumber Buku Teknologi Beton oleh Dr. Wuryati Samekto, M.Pd, dan Candra
Rahmadiyanto, ST
B.
AIR
Air yang dipakai untuk membuat suatu adukan harus dapat memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan, yang kebanyakan tergantung dari pekerjaannya.
Air laut dapat mengakibatkan kerusakan pada tembok, begitupun air yang
mengandung bahan-bahan busuk, seperti air danau yang kebanyakan mengandung
larutan asam dan humus.
Untuk membuat suatu adukan, haruslah menggunakan air yang jernih dan boleh
mengandung bahan-bahan lain, asal kadarnya sangat kecil
Silahkan berikan tanggapan untuk "tugas makalah bahan bangunan beton (AGREGAT)"
Post a Comment