Read More

Kau Peduli Aku Lestari

Kau Peduli Aku Lestari

Oleh Rauyan Fauzi
Peringatan HCPSN  merupakan salah satu momentum bersama dalam melindungi, memanfaatkan dan melestarikan keaneragaman hayati Indonesia. Untuk mengenalkan lebih dalam keaneragaman hayati endemik (asli) Indonesia yang tersebar di seluruh penjuru negeri.
Indonesia merupakan  negara besar yang terdiri dari berbagai pulau-pulau yang indah akan kekayaan alamnya , baik itu kekayaan flora atau faunanya. kekayaan flora dan fauna Indonesia merupakan salah satu aset yang besar bagi bangsa Indonesia. Indonesia mempunyai kekayaan alam yang melimpah, keaneragaman hayati yang sangat tinggi dengan sekitar 90 tipe ekosistem, 40.000 spesies tumbuhan dan 300.000 spesies hewan. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan bagi pembangunan ekonomi nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, namun harus selalu memperhatikan sisi kelestariannya, dengan hal tersebut untuk menjaga kelestariannya, kita semua dituntut untuk menjaga dan melestarikan kekayaan Flora da fauna  yang dimiliki, karena kekayaan tersebut merupakan aset kekayaan yang sangat mahal dan tidak ternilai harganya.
            Salah satu kekayaan yang dimikiki oleh Indonesian adalah Rafflesia patma  yang merupakan salah satu diantara 15 jenis (spesies) Rafflesia yang terdapat di Indonesia. Bunga ini ditemukan kali pertama pada tahun 1825 di pulau Nusakambangan, Jawa Tengah. Pada 1 Juni 2010 silam, bunga berdiameter antara 25-30 cm ini mekar di Kebun raya Bogor. Kejadian ini merupakan pertama kalinya di dunia spesies Rafflesia berhasil mekar di luar habitat aslinya (eks situ).
Indonesia juga mempunyai keanekaragaman jenis kakatua yang tinggi. Dari 21 jenis yang terdapat di dunia, 7 diantaranya bisa dijumpai di Indonesia. Bahkan 3 diantara jenis kakaktua hanya terdapat di Indonesia dan tidak dijumpai di daerah lain (endemik). 3 kakaktua endemik Indonesia itu adalah kakatua maluku (Cacatua moluccensis), kakatua putih (Cacatua alba), dan kakatua tanimbar (Cacatua goffiniana). Sayangnya berbagai jenis kakaktua itu semakin terancam punah akibat perburuan dan perdagangan bebas.
Pemburuan dan perdagangan bebas merupak ancaman yang cukup serius terhadap kelangsungan seluruh ekosistem yang ada di alam, tingkat keterancaman habitat dan populasi satwa seperti orangutan, burung enggang, trenggiling, jenis-jenis burung  dan satwa-satwa dilindungi lainnya, yang akan punah jika habitat mereka untuk hidup dan berkembang biak rusak akibat prilaku-prilaku orang yang tidak bertanggung jawab.
Tito P. Indrawan aktivis Yayasan Palung mengatakan, tidak cukup hanya mengatakan cinta puspa dan satwa. Harus ada kerja nyata untuk itu, sudah banyak satwa di Indonesia yang masuk dalam daftar satwa dilindungi, namun yang melindungi itu hanya peraturan saja bukan manusia Indonesia yang melindungi. Sebagai contoh, pembunuhan enggang berlangsung begitu masif, perdagangan satwa langka masih marak, pemeliharaan satwa langka pun tak bisa dibilang sedikit jadi harus ada langkah dan gerak yang nyata dalam menunjukkan cinta kepada satwa dan puspa Indonesia.
Hutan, tumbuh-tumbuhan dan satwa merupakan satu kesatuan makluk hidup yang tidak dapat terpisahkan di bumi ini. Sudah barang tentu satu kesatuan, langkah nyata menjadi prioritas utama, kepedulian manusia untuk bersama-sama menjaga dan melindungi serta melaksakan tindakan nyata menjadi suatu keharusan. Selain itu, pelibatan semua pihak untuk menumbuhkan rasa cinta, peduli dan melindungi harus ada dan kesadaran untuk saling mendukung tetap terjaga dan lestarinya satwa dan lingkungan secara berkelanjutan.
http://www.menlh.go.id/cinta-puspa-dan-satwa-nasional-tomohon-internasional-flower-festifal-tiff-2014/
http://alamendah.org/2010/11/04/hari-cinta-puspa-dan-satwa-nasional-hcpsn/         



http://www.ksdasulsel.org/more-about-joomla/berita-kehutanan/143-hari-cinta-puspa-dan-satwa-kenal-dan-lestarikan-raflesia-padma-dan-kakatua
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Postingan terkait:

Silahkan berikan tanggapan untuk "Kau Peduli Aku Lestari"

Post a Comment